Pelatih Persija Jakarta Nilai Indonesia Harus Secepatnya Pakai VAR
By ommed
nusakini.com - PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi profesional Indonesia menyebut bahwa Video assistant referee, atau VAR, akan digunakan pada kompetisi sepakbola Indonesia musim depan, khususnya Liga 1.
VAR menjadi desakan banyak pihak, karena kualitas wasit Indonesia belakangan ini dinilai kurang baik. Bukan hanya wasit tengah, tapi juga asisten wasit di tepi lapangan, yang kadang membuat keputusan keliru hingga tim merugi.
Informasi LIB bahwa Liga 1 berencana menggunakan VAR pada musim depan, disambut baik oleh banyak pihak. Salah satu yang mendukung kabar tersebut adalah pelatih kepala Persija Jakarta, Angelo Alessio, asal Italia.
Sosok yang pernah menikmati Liga Primer Inggris hingga Serie A Italia itu mengatakan bahwa kompetisi sepakbola Indonesia memang membutuhkan VAR. Bagaimana pun, Persija salah satu tim yang pernah merugi karena keputusan keliru wasit.
Masih teringat bahwa gol Marko Simic dianulir oleh wasit, sehingga membuat mereka kalah dari Arema FC, 1-0. Selain peristiwa itu, pada laga Arema, pemain Persija juga dilanggar di kotak penalti, tapi pengadil lapangan hanya bergeming.
"VAR adalah teknologi yang bagus. Sebab saya pikir, banyak situasi yang tidak dilihat oleh wasit dan VAR bisa membuatnya jauh lebih baik," ucap Alessio kepada awak media, secara virtual. "Saya pikir VAR bagus untuk dapat dipakai di masa depan. Saya berharap secepatnya kompetisi di Indonesia dapat menggunakan teknologi tersebut," imbuhnya.
Penerapan VAR tidak bisa buru-buru dilakukan, karena harus ada pelatihan khusus untuk para perangkat pertandingan, hingga pembiayaan yang tidak murah untuk kursus, juga alatnya sendiri. Akhmad Hadian Lukita, direktur utama LIB, mengakui bahwa pemakaian VAR bukan urusan sederhana dan murah.
"Hitungan kasarnya, satu VAR itu mencapai 6 juta dolar AS. Itu nanti penggunaannya bisa pindah-pindah dari satu stadion ke stadion lain. Untuk tahap awal, kami akan membeli satu set VAR. Kalau nanti kompetisi kembali ke format semula, kandang dan tandang, kami harus membuat klaster VAR agar tidak jauh perpindahannya," urai Lukita.
Jika memang sudah ada alat untuk VAR, bukan berarti seluruh laga bisa menggunakannya. Stadion yang memadai turut menjadi faktor, dan mungkin hanya beberapa laga pilihan saja yang dicoba untuk menggunakan VAR.
"Polanya nanti memakai mobile sistem. Nanti VAR-nya pakai truk kontainer. Jadi bisa kami pindah-pindahkan dari satu laga ke laga lain. Jadi untuk sembilan partai, kami bisa gunakan tiga set VAR misalnya," tukas dia. (gi/om)